Januari 2020

Ringkasan Ibadah (16 Januari 2022)

Mengapa harus melayani Tuhan?

Pengkhotbah: Ev. Agus Nugroho  

Melayani berarti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang yang kita layani. Apabila kita melayani raja, maka kita mempersiapkan segala sesuatu untuk raja. Orang yang melayani disebut pelayan. Dalam ibadah, ada orang-orang (pelayan Tuhan) yang mempersiapkan agar ibadah berjalan dengan baik. Jangan sampai alasan kita melayani Tuhan itu karena menganggur atau supaya dapat berkat atau supaya terlihat rohani, dll. 

Mengapa harus melayani Tuhan? 

1.  Kawan sekerja Allah (Kejadian 1:28)

Allah menciptakan manusia sebagai kawan sekerja Allah (bekerja untuk Allah) dan Allah memberikan perintah kepada manusia untuk mengatur segala sesuatu yang sudah Allah ciptakan. Menguasai bukan berarti manusia mengeksploitasi dengan sebebas-bebasnya, misalnya merusak hutan, dll. Mengatur segala sesuatu yang sudah Allah ciptakan merupakan perintah Tuhan. Dan kita sebagai kawan sekerja Allah harus melayani Tuhan; harus mengatur, menata segala sesuatu dengan baik.

Pelayanan kepada Tuhan bukan hanya melalui lingkungan gereja kita. Pelayanan kepada Tuhan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, bisa di keluarga, pekerjaan, ataupun di lingkungan sekitar kita. Misalnya di dalam keluarga: menata rumah tangga dengan baik, seorang anak membantu pekerjaan rumah, dll. 

2.  Panggilan & Perintah (Yesaya 43:6-7, Roma 12:11)

Kita dipanggil untuk kemuliaan Tuhan. Karena ini merupakan panggilan dan perintah, maka kita tidak bisa menolak. Setiap kita diberikan talenta untuk melayani di berbagai bidang. Melayani Tuhan merupakan perintah Tuhan. Setiap pelayanan yang kita lakukan itu untuk memuliakan Tuhan. 

3.  Meneladani Yesus (Markus 10:45, Lukas 22:27)

Karena kita percaya kepada Yesus sebagai jurus’lamat kita, maka kita harus meneladani Yesus. Meneladani Yesus berarti melakukan apa yang sudah Yesus lakukan. Yesus adalah anak Allah yang datang ke dunia untuk melayani bukan dilayani. Melayani diwujudkan dengan berbuat baik. Dalam melayani, ada yang harus dikorbankan, misalnya berkorban melalui apa yang kita miliki, berkorban dalam hal waktu, berkorban dalam hal perasaan (kritikan), dll. 

4.   Nilai kekekalan (2 Petrus 3:10)

Nilai kekekalan adalah dampak ketika hari Tuhan tiba.

Kemana kita akan melangkah? Apakah melangkah ke pintu surga atau ke pintu neraka?

Kita semua mendapatkan anugerah yang sama, yaitu kehidupan kekal di dalam kerajaan surga.

Persiapkan diri dengan sebaik-baiknya, hingga hari Tuhan tiba.

 

Lakukan apa yang bisa kita kerjakan dan lakukan dengan sungguh-sungguh!


--------------------------------------------------------------

Ringkasan Ibadah (23 Januari 2022)

Melayani dalam Tim

Pengkhotbah: Pdt. Wawan Sukarnawan 

Matius 7:22-23 (TB)  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" 

Apakah pelayanan yang kita lakukan itu berkenan kepada Tuhan? Apakah Tuhan mengenal kita?

Pelayanan kita harus diuji, minimal ada 3 hal:

1.  Murni, artinya tidak tercemar, tulen, asli.

Seringkali motivasi kita dalam melayani itu salah dan tidak berkenan kepada Tuhan.

Apakah pelayanan kita untuk mencari jodoh (untuk anak muda)?

Apakah pelayanan kita agar mendapatkan berkat? Apakah pelayanan kita murni untuk Tuhan? Apakah pelayanan kita sungguh-sungguh untuk Tuhan? 

2.  Tulus: artinya jujur, tidak pura-pura, apa adanya.

Ada orang yang mau melayani tetapi menggerutu. Terkadang kita juga melayani, namun tidak tulus. Tuhan datang ke dunia dengan tulus, Dia tulus menjalani via dolorosa.

Datang dan layanilah Tuhan dengan tulus.

Tuhan melihat hati! 

3.  Sikap Mengabdi, abdi artinya hamba dan hamba itu tidak punya hak apapun.

Kalau dalam pelayanan kita tidak diapresiasi, kita tidak punya hak untuk menuntut apresiasi. Kita yang sudah diselamatkan adalah murid Tuhan, kita adalah hamba Tuhan.

 

Kolose 3:23 (TB)  Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Kalau kita mengenal Tuhan, kita pasti melayani dan pelayanan yang kita lakukan hanya untuk kemuliaan Tuhan! Kasih karunia Tuhan dicurahkan bagi orang yang murni hatinya, tulus hatinya, dan punya sikap mengabdi (menjadi hamba).

 

--------------------------------------------------------------

Ringkasan Ibadah (30 Januari 2022)

Tuhan Memerlukannya

Pengkhotbah: Pdt. Paulus Mulyadi

Lukas 19:28-38

Lukas 19:30-31 dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? Jawablah begini: Tuhan memerlukannya.”

Apakah yang Tuhan perlukan?

(Tuhan memerlukan kita untuk memuliakan namaNya)

Mengungkapkan hewan yang DIKHUSUSKAN UNTUK PERSEMBAHAN BAGI TUHAN

(Tuhan mau setiap kita dipakai oleh Tuhan, dipersembahkan untuk Tuhan)

(Tuhan mau ketika kita diberi kepercayaan, diberi tugas, kita kerjakan dengan tuntas)

 

Ketika kita diberi tanggungjawab yang baru, diberi kepercayaan, jangan minder, jangan sombong, dan tetap rendah hati. Tidak ada yang bisa dibanggakan, hanya Yesus yang bisa dibanggakan. Tuhan memerlukan kita! Tuhan akan memperlengkapi kita, menyertai kita, dan mencukupi setiap apa yang kita butuhkan.

Februari 2020

Ringkasan Ibadah (6 Februari 2022)

Kasih yang Tidak Bersyarat

Pengkhotbah: Pdt. Wawan Sukarnawan

 

Amsal 17:22 (TB)  Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

 

Banyak orang yang terdampak sakit kareka kekurangan kasih sayang. Orang-orang yang punya kecenderungan untuk sakit adalah orang yang hidupnya dipenuhi dengan gerai air mata, dengan penyesalan, gerutuan, menyalahkan orang lain, dan memelihara dendam. Orang yang dipenuhi dengan kasih sayang adalah orang -orang yang punya hati belas kasihan: sering memberi, beramal, membagi hidupnya dengan orang lain. Dan orang-orang yang memiliki Allah adalah orang-orang yang mempunyai kasih.

 

1 Korintus 13:4-7 (TB)  Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

 

Seluruh kasih dalam 1 Korintus 13:4-7, sifatnya aktif (terus). Jadi kalau kita tidak sabar, tidak murah hati, cemburu, sombong, dll. berarti kita tidak memiliki kasih. Kasih itu integrated (satu kesatuan) dan tidak ada yang bisa memisahkannya. Kasih ini hal yang penting. Tetapi Terkadang kita lupa melakukan kasih, terkadang kita melakukan pelayanan tanpa dasar kasih. Meskipun kita mempunyai segalanya tetapi tidak punya kasih, itu semua tidak ada gunanya. Setiap hal yang kita lakukan, setiap pelayanan kita harus didasari dengan kasih. Lakukanlah semuanya dengan kasih!

 

Kasih Allah yang melingkupi kita, menghasilkan damai sejahtera.

Terapkah kasih Allah dalam kehidupan kita dan bagikan kasih itu kepada orang lain!